Krisis Energi dan Perspektif Belanda
Setiap tahunnya sekitar 3200 PetaJoule (PJ) atau 278.000.000kW energi
dibutuhkan dan digunakan semua kalangan di Belanda. Konsumsi ini dapat
dikatakan cukup besar dan untuk memenuhinya, tidak kurang dari separuh
energi ini di impor dari negara lain. Ini menandakan bahwa ketersediaan
energi di Belanda belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Padahal
konsumsi energi semakin meningkat setiap tahunnya bahkan diperkirakan
menjadi 3500-3800PJ di tahun 2020 dan persediaan energi di dunia seperti
minyak bumi dan gas tidak bisa dipastikan tetap tersedia karena pada
dasarnya merupakan sumber daya yang tak terbarukan.
Grafik 1.1 menunjukkan adanya ancaman terhadap persediaan energi
seperti minyak bumi di tahun 2040-an. Selain itu, negara-negara maju
mulai menyadari perlunya menurunkan tingkat ketergantungan pada sumber
energi tak terbarukan dan beralih pada energi yang selalu ada, tersedia
dan terbarukan. Demikian pula pemerintah Belanda mulai berusaha mencari
alternatif produksi dan konsumsi energi melalui kebijakan pemerintah
tentang lingkungan serta mendukung berbagai inovasi energi.
Satu perspektif yang menarik dari Belanda adalah bahwa inovasi
lingkungan tidak selamanya mengorbankan ekonomi sebagaimana yang
dipahami selama ini oleh banyak orang. Pemerintah Belanda memandang
bahwa inovasi lingkungan terutama pada sektor energi dapat membuka
lapangan pekerjaan, bahkan membuka peluang Belanda menjadi produsen
teknologi ramah lingkungan di pasar regional hingga global sehingga
dapat meningkatkan perekonomian nasionalnya.
Belanda sebagai Negeri Inovasi
Belanda sangat aktif dalam mengembangkan inovasi di bidang energi
terutama memproduksi energi alternatif dalam kapasitas besar dan
bersemangat untuk menjadi pemain global utama dalam menginisiasi
berbagai teknologi energi terbarukan. Pemerintah menyatakan pula
targetnya untuk menurunkan produksi 96 juta ton emisi gas rumahkaca
melalui peningkatan inovasi energi ramah lingkungan. Pencapaian target
ini tentunya sangat membutuhkan peran penelitian dan pengembangan sistem
energi. Oleh karena itu pemerintah sangat mendukung lembaga penelitian
seperti ECN (Energy research Centre of the Netherlands), TNO (The
Netherlands Organization for Applied Scientific Research), SEAC (Solar
Energy Application Centre) dan sebagainya.
SolaRoad, Jalan Raya sebagai Solar PowerBank
Inovasi energi alternatif Belanda salah satunya berfokus pada energi
matahari ketika terjadi peningkatan eksplosif pada penggunaan tenaga
matahari di negara oranye ini . Pemanfaatan energi matahari sendiri jika
kita amati sebenarnya merupakan bentuk pemanfaatan energi terbarukan
yang paling sederhana sebab tidak memerlukan proses yang rumit untuk
mengubahnya menjadi tenaga listrik, cukup dengan menggunakan panel surya
yang dihadapkan pada terik matahari.
Pada umumnya kita menemukan panel surya diletakkan di atap-atap rumah
,perusahaan energi, atau di atas lampu penerangan jalan raya. Padahal
terik matahari sebenarnya tidak hanya mengenai permukaan-permukaan
tertentu. Faktanya terik matahari mengenai seluruh permukaan bumi selama
tidak terhalang langit malam serta iklim dan cuaca yang menghalangi
sinar matahari. Oleh sebab itu tidak sepatutnya sumber energi satu ini
ditelantarkan begitu saja.
=Bagaimana cara menangkap dan memanfaatkan energi surya ini
sebanyak-banyaknya? Belanda memiliki SolaRoad sebagai inovasi pertama
didunia yang meletakkan panel surya di jalur sepeda dengan dilapisi kaca
tembus cahaya setebal 1 cm. Nah perbedaannya dengan Solar Roadways,
fungsi SolaRoad adalah memproduksi energi untuk kebutuhan rumah tangga
dan transportasi. Sementara energi yang dihasilkan Solar Roadways hanya
digunakan untuk menerangi jalan di malam hari. Oleh sebab itu tak
mengherankan jika SolaRoad adalah teknologi pertama di dunia yang
memanfaatkan jalan raya sebagai media penghasil energi listrik yang
dapat dirasakan manfaatnya bagi semua orang.
Cara kerja SolaRoad adalah menangkap sinar matahari melalui panel
surya di jalan dan menyalurkannya pada tempat yang membutuhkan energi
seperti di rumah ,lampu jalan raya, atau transportasi elektrik yang
melintas. Ide yang cukup sederhana namun menghasilkan banyak energi.
Bayangkan jika teknologi SolaRoad ini digunakan pada daerah yang terik
seperti di negara Afrika Utara atau kota-kota di Indonesia yang
seringkali tertimpa terik matahari maka akan meningkatkan produksi
energi bahkan memungkinkan ekspor energi yang tentu akan berdampak baik
bagi ekonomi nasional. Media Guardian mengatakan “If all the roads
in the US were converted to Solar roadw ays , the Solar Roadways
website claims , the country would generate three times as much energy
as it currently uses and cut greenhouse gases by 75 percent.”
Tentunya masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dalam
inovasi SolaRoad. Pertama, energi yang dihasilkan SolaRoad masih lebih
rendah 30% dibandingkan dengan panel surya yang dipasang di atap rumah.
Sehingga efisiensi SolaRoad perlu ditingkatkan. Kedua, ketebalan
lapisan kaca yang digunakan belum cukup resisten terhadap resiko
kerusakan jalan yang dapat merusak kinerja panel surya. Ketiga, besarnya
biaya pemasangan panel surya sebab teknologi yang masih terbilang baru.
Apabila kekurangan tersebut dapat diatasi, SolaRoad dapat
menghasilkan energi dalam jumlah besar. Bahkan lebih jauh ketika biaya
yang dibutuhkan untuk pemasangan berkurang, SolaRoad dapat dipromosikan
dan diaplikasikan di banyak negara termasuk negara berkembang yang kaya
terik matahari dan bermasalah dengan persediaan energi sebab teknologi
ini sebenarnya memiliki cara kerja yang sangat sederhana karena tidak
ada elemen yang bergerak dan tidak memerlukan operator sehingga sangat
mudah digunakan. Oleh sebab itu pengembangan teknologi SolaRoad sangat
penting bagi Belanda dan dunia. Bagi Belanda, SolaRoad dapat
meningkatkan produksi energi, mengurangi impor energi, meningkatkan
perekonomian dan menaikkan Belanda menjadi global player dalam
mempromosikan inovasi energi terbarukan. Bagi dunia, SolaRoad dapat
menjadi solusi negara berkembang kaya terik matahari dalam mengatasi
keterbatasan persediaan energi sehingga dapat meningkatkan perekonomian.
Lebih dari itu, jika teknologi ini diaplikasikan di banyak negara, akan
mengurangi emisi gas rumahkaca global secara drastis sehingga kita
semakin berteman dengan lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar