Senin, 30 November 2015

Solar Road

Krisis Energi dan Perspektif Belanda
Setiap tahunnya sekitar 3200 PetaJoule (PJ) atau 278.000.000kW energi dibutuhkan dan digunakan semua kalangan di Belanda. Konsumsi ini dapat dikatakan cukup besar dan untuk memenuhinya, tidak kurang dari separuh energi ini di impor dari negara lain. Ini menandakan bahwa ketersediaan energi di Belanda belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Padahal konsumsi energi semakin meningkat setiap tahunnya bahkan diperkirakan menjadi 3500-3800PJ di tahun 2020 dan persediaan energi di dunia seperti minyak bumi dan gas tidak bisa dipastikan tetap tersedia karena pada dasarnya merupakan sumber daya yang tak terbarukan.
Microsoft PowerPoint - Moses_NIF_1210-20665_PSA_final.pptx
Grafik 1.1 menunjukkan adanya ancaman terhadap persediaan energi seperti minyak bumi di tahun 2040-an. Selain itu, negara-negara maju mulai menyadari perlunya menurunkan tingkat ketergantungan pada sumber energi tak terbarukan dan beralih pada energi yang selalu ada, tersedia dan terbarukan. Demikian pula pemerintah Belanda mulai berusaha mencari alternatif produksi dan konsumsi energi melalui kebijakan pemerintah tentang lingkungan serta mendukung berbagai inovasi energi.
Satu perspektif yang menarik dari Belanda adalah bahwa inovasi lingkungan tidak selamanya mengorbankan ekonomi sebagaimana yang dipahami selama ini oleh banyak orang. Pemerintah Belanda memandang bahwa inovasi lingkungan terutama pada sektor energi dapat membuka lapangan pekerjaan, bahkan membuka peluang Belanda menjadi produsen teknologi ramah lingkungan di pasar regional hingga global sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasionalnya.
Belanda sebagai Negeri Inovasi
Belanda sangat aktif dalam mengembangkan inovasi di bidang energi terutama memproduksi energi alternatif dalam kapasitas besar dan bersemangat untuk menjadi pemain global utama dalam menginisiasi berbagai teknologi energi terbarukan. Pemerintah menyatakan pula targetnya untuk menurunkan produksi 96 juta ton emisi gas rumahkaca melalui peningkatan inovasi energi ramah lingkungan. Pencapaian target ini tentunya sangat membutuhkan peran penelitian dan pengembangan sistem energi. Oleh karena itu pemerintah sangat mendukung lembaga penelitian seperti ECN (Energy research Centre of the Netherlands), TNO (The Netherlands Organization for Applied Scientific Research), SEAC (Solar Energy Application Centre) dan sebagainya.
SolaRoad, Jalan Raya sebagai Solar PowerBank
Inovasi energi alternatif Belanda salah satunya berfokus pada energi matahari ketika terjadi peningkatan eksplosif pada penggunaan tenaga matahari di negara oranye ini . Pemanfaatan energi matahari sendiri jika kita amati sebenarnya merupakan bentuk pemanfaatan energi terbarukan yang paling sederhana sebab tidak memerlukan proses yang rumit untuk mengubahnya menjadi tenaga listrik, cukup dengan menggunakan panel surya yang dihadapkan pada terik matahari.
image004
Pada umumnya kita menemukan panel surya diletakkan di atap-atap rumah ,perusahaan energi, atau di atas lampu penerangan jalan raya. Padahal terik matahari sebenarnya tidak hanya mengenai permukaan-permukaan tertentu. Faktanya terik matahari mengenai seluruh permukaan bumi selama tidak terhalang langit malam serta iklim dan cuaca yang menghalangi sinar matahari. Oleh sebab itu tidak sepatutnya sumber energi satu ini ditelantarkan begitu saja.
=Bagaimana cara menangkap dan memanfaatkan energi surya ini sebanyak-banyaknya? Belanda memiliki SolaRoad sebagai inovasi pertama didunia yang meletakkan panel surya di jalur sepeda dengan dilapisi kaca tembus cahaya setebal 1 cm. Nah perbedaannya dengan Solar Roadways, fungsi SolaRoad adalah memproduksi energi untuk kebutuhan rumah tangga dan transportasi. Sementara energi yang dihasilkan Solar Roadways hanya digunakan untuk menerangi jalan di malam hari. Oleh sebab itu tak mengherankan jika SolaRoad adalah teknologi pertama di dunia yang memanfaatkan jalan raya sebagai media penghasil energi listrik yang dapat dirasakan manfaatnya bagi semua orang.
image007
Cara kerja SolaRoad adalah menangkap sinar matahari melalui panel surya di jalan dan menyalurkannya pada tempat yang membutuhkan energi seperti di rumah ,lampu jalan raya, atau transportasi elektrik yang melintas. Ide yang cukup sederhana namun menghasilkan banyak energi. Bayangkan jika teknologi SolaRoad ini digunakan pada daerah yang terik seperti di negara Afrika Utara atau kota-kota di Indonesia yang seringkali tertimpa terik matahari maka akan meningkatkan produksi energi bahkan memungkinkan ekspor energi yang tentu akan berdampak baik bagi ekonomi nasional. Media Guardian mengatakan “If all the roads in the US were converted to Solar roadw ays , the Solar Roadways website claims , the country would generate three times as much energy as it currently uses and cut greenhouse gases by 75 percent.”
Tentunya masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dalam inovasi SolaRoad. Pertama, energi yang dihasilkan SolaRoad masih lebih rendah 30% dibandingkan dengan panel surya yang dipasang di atap rumah. Sehingga efisiensi SolaRoad perlu ditingkatkan. Kedua, ketebalan lapisan kaca yang digunakan belum cukup resisten terhadap resiko kerusakan jalan yang dapat merusak kinerja panel surya. Ketiga, besarnya biaya pemasangan panel surya sebab teknologi yang masih terbilang baru.
image009
Apabila kekurangan tersebut dapat diatasi, SolaRoad dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar. Bahkan lebih jauh ketika biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan berkurang, SolaRoad dapat dipromosikan dan diaplikasikan di banyak negara termasuk negara berkembang yang kaya terik matahari dan bermasalah dengan persediaan energi sebab teknologi ini sebenarnya memiliki cara kerja yang sangat sederhana karena tidak ada elemen yang bergerak dan tidak memerlukan operator sehingga sangat mudah digunakan. Oleh sebab itu pengembangan teknologi SolaRoad sangat penting bagi Belanda dan dunia. Bagi Belanda, SolaRoad dapat meningkatkan produksi energi, mengurangi impor energi, meningkatkan perekonomian dan menaikkan Belanda menjadi global player dalam mempromosikan inovasi energi terbarukan. Bagi dunia, SolaRoad dapat menjadi solusi negara berkembang kaya terik matahari dalam mengatasi keterbatasan persediaan energi sehingga dapat meningkatkan perekonomian. Lebih dari itu, jika teknologi ini diaplikasikan di banyak negara, akan mengurangi emisi gas rumahkaca global secara drastis sehingga kita semakin berteman dengan lingkungan. :)

Upaya Menanggulangi Global Warming






  Pemanasan Global memerlukan penanganan dalam mencegah, mengurangi, dan mengatasi dampak dari pemanasan Global. Salah satu penyebab pemanasan global adalah penggunaan bahan bakar fosil dengan meningkatnya kadar CO2 di atmosfer. Konsumsi total bahan bakar fosil (batubara dan minyak bumi) di dunia akan meningkat sekitar 1% per tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang didiskusikan saat ini tidak dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. 
Upaya Menanggulangi Pemanasan Global (Global Warming) - Beberapa cara dalam mengurangi, mencegah, mengatasi, dan menanggulangi dampak dari pemanasan global antara lain sebagai berikut:

1. Mengubah Perilaku Pribadi
Tindakan yang lebih baik dalam mengatasi, mengurangi, dan pencegahan pemanasan global adalah dengan mengubah perilaku manusia, karena pemahaman tentang pemanasan global yang ditanamkan hari ini akan berdampak besar pada generasi mendatang. Berikut Beberapa contoh-contoh perilaku pribadi yang dapat dilakukan dalam mengurangi, mencegah, dan mengatasi pemanasan global antara lain sebagai berikut... 
  • Hemat Listrik : Setelah dijelaskan sebelumnya bahwa gas rumah kaca itu didominasi dari karbon dioksida (CO2). Sebagian besar dari CO2 dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil. Dengan demikian, jika kita berhemat listrik maka secara tidak langsung kita mengurangi kadar CO2 di Atmosfer.
  • Menanam Pohon : CO2 digunakan tanaman untuk berfotosintesis, maka penanaman pohon dalam jumlah banyak akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer. Di Sulawesi Utara, dibuat peraturan daerah yang mewajibkan menanam pohon bagi pasangan yang akan menikah.
  • Mengurangi Penggunaan Mobil : Mobil sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di perkotaan, juga perlu diantisipasi dengan mengubah perilaku orang. Penggunaan mobil pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar, bila tidak ada pengaturan penggunaan mobil pribadi dengan baik. Penggunaan transportasi umum yang mengangkut sekaligus banyak orang dapat mengurangi emisi karbon dioksida di udara. 
2. Langkah Mencegah Pemanasan Global Secara Kolektif 
Upaya pencegahan pemanasan global juga dapat dilakukan secara bersama atau kolektif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan secara kolektif antara lain sebagai berikut...
  • Menggunakan Energi Alternatif : Penggunaan energi alternatif terbaru perlu dilakukan di Indonesia. Pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil yang diusahakan diganti dengan energi bersih, seperti sinar matahari, air, angin, biomassa, dan panas bumi. Sumber energi tersebut sebenarnya berlimpah di Indonesia. tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
  • Melestarikan Hutan : Masyarakat dan pemerintah harus berupaya bersama dalam menjaga hutan dari bahaya kebakaran dan penebangan liar agar luas hutan tidak berkurang. 
  • Menghapus Penggunaan CFC : Untuk menghentikan penggunaan CFC pada peralatan pendingin, dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan batuan kepada bengkel-bengkel servis peralatan pendingin agar dapat mengelola penggunaan CFC. 
  • Memperbaiki Kualitas Kendaraan dengan Uji Emisi : Uji emisi diperlukan dalam mengetahui kondisi kendaraan apakah prima atau sebaliknya. Kendaraan yang memiliki kondisi prima akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) sehingga dapat menjaga lingkungan dan hemat bahan bakar. 
3. Mengurangi Karbon 
Untuk mengurangi gas CO2 yang ada di udara dapat dilakukan dengan hal-hal berikut ini.
  • Menanam dan memelihara tumbuhan dalam jumlah yang banyak. Tumbuhan akan menyerap karbon dioksida untuk proses fotosintesis dan akan melepaskan oksigen ke udara. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan sangat tinggi, sedangkan tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali, karena tanah yang tidak subur lagi. Upaya rebosiasi hutan merupakan langkah yang tepat untuk menyeimbangkan gas rumah kaca di atmosfer 
  • Mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif, misalnya air, angin, dan sinar matahari

Penyebab Global Warming

Salah satu masalah terbesar yang kita hadapi sekarang ini adalah pemanasan global. Dampaknya pada hewan dan pertanian memang mengkhawatirkan, terlebih lagi pada populasi manusia - sangat menakutkan. Fakta-fakta tentang pemanasan global sering diperdebatkan dalam politik dan media. Sayangnya, tidak semua pihak sepakat tentang penyebab global warming, meskipun pemanasan global merupakan fakta, terjadi secara global, dan terukur. Berikut ini Penyebab Dan Dampak Akibat Pemanasan Global (Global Warming).




Penyebab Pemanasan Global:
1. Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil pembangkit listrik.
Asap Pabrik Penyebab Global Warming
Penggunaan listrik yang semakin meningkat yang dipasok dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer. Di Amerika Serikat, sekitar 40% emisi CO2 diakibatkan oleh produksi listrik dan 93 persen diantaranya berasal dari emisi pembakaran batubara pada industri.

Setiap hari, pasar semakin banyak dibanjiri gadget atau peralatan elektronik yang penggunaannya membutuhkan daya listrik, padahal tidak didukung oleh energi alternatif. Dengan demikian kita akan semakintergantung pada pembakaran batu bara untuk memasok kebutuhan listrik di seluruh dunia.

2. Emisi karbon dioksida dari pembakaran bensin pada kendaraan.
Mobil
Kendaraan yang kita pakai adalah sumber penghasil emisi sekitar 33% yang berdampak terhadap pemanasan global. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan, tentu saja akan meningkatkan permintaan akan kendaraan yang lebih banyak lagi, yang berarti penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi dan pabrik akan semakin besar. Sementara, konsumsi terhadap bahan bakar fosil jauh melampaui penemuan terhadap cara untuk mengurangi dampak emisi. Sudah saatnya kita meninggalkan budaya konsumtif.

3. Emisi metana dari peternakan dan dasar laut Kutub Utara.
Peternakan Hewan
Metana merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat setelah CO2. Bila bahan organik diurai oleh bakteri pada kondisi kekurangan oksigen (dekomposisi anaerobik), maka metana akan dihasilkan. Proses ini juga terjadi pada usus hewan herbivora, dan dengan meningkatnya jumlah produksi ternak terkonsentrasi, tingkat metana yang dilepaskan ke atmosfer akan meningkat. Sumber metana lainnya adalah metana klatrat, suatu senyawa yang mengandung sejumlah besar metana yang terperangkap dalam struktur bongkahan es. Apabila metana keluar dari dasar laut Kutub Utara, maka tingkat pemanasan global akan meningkat secara signifikan.

4. Deforestasi, terutama hutan tropis untuk kayu, pulp, dan lahan pertanian.
Pembalakan Hutan
Penggunaan hutan untuk bahan bakar (baik kayu dan arang) merupakan salah satu penyebab deforestasi. Di seluruh dunia pemakaian produk kayu dan kertas semakin meningkat, kebutuhan akan lahan ternak semakin meningkat untuk pemasok daging dan susu, dan penggunaan lahan hutan tropis untuk komoditas seperti perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab utama terhadap deforestasi dunia. Penebangan hutan akan mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfir.

5. Peningkatan penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian.
Pestisida
Pada pertengahan abad ke-20, penggunaan pupuk kimia (yang sebelumnya penggunaan pupuk kandang) telah meningkat secara dramatis. Tingginya tingkat penggunaan pupuk yang kaya nitrogen memiliki efek pada penyimpanan panas dari lahan pertanian (oksida nitrogen memiliki kapasitas 300 kali lebih panas- per unit volume dari karbon dioksida) dan kelebihan limpasan pupuk menciptakan 'zona-mati' di laut. Selain efek ini, tingkat nitrat yang tinggi dalam air tanah karena pemupukan yang berlebihan berdampak terhadap kesehatan manusia yang cukup memprihatinkan.

Dampak Akibat Pemanasan Global

6. Kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia.
Kenaikan Air Laut
Para ilmuwan memprediksi kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland, terutama di pantai timur AS. Diperkirakan banyak negara di seluruh dunia akan mengalami dampak naiknya permukaan air laut, yang bisa memaksa jutaan orang untuk mencari pemukiman baru. Maladewa adalah salah satu negara yang perlu mencari rumah baru akibat naiknya permukaan laut. Bagaimana dengan Indonesia?.

7. Korban akibat topan badai yang semakin meningkat.
Topan Badai
Tingkat keparahan badai seperti angin topan dan badai semakin meningkat, dan penelitian yang dipublikasikan dalam Nature mengatakan:
"Para ilmuwan menunjukkan bukti yang kuat bahwa pemanasan global secara signifikan akan meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrim di seluruh dunia. Kecepatan angin maksimum dari siklon tropis terkuat meningkat secara signifikan sejak tahun 1981. Hal tersebut diperkirakan didorong oleh suhu air laut yang semakin naik, dan diperkirakan tidak mungkin mengalami penurunan dalam waktu dekat."

8. Gagal panen besar-besaran.
Gagal Panen
Menurut penelitian terbaru, sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia harus memilih untuk pindah ke wilayah beriklim sedang karena kemungkinan adanya ancaman kelaparan akibat perubahan iklim dalam 100 tahun.

Perubahan iklim ini diramalkan memiliki dampak yang paling parah pada pasokan air. Kekurangan air di masa depan kemungkinan akan mengancam produksi pangan, mengurangi sanitasi, menghambat pembangunan ekonomi dan kerusakan ekosistem. Hal ini menyebabkan perubahan suasana lebih ekstrim antara banjir dan kekeringan. Lebih lanjut, menurut Guardian,…pemanasan global menyebabkan 300.000 kematian per tahun.

9. Kepunahan sejumlah besar spesies.
Spesies Beruang
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Nature, peningkatan suhu dapat menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta spesies. Dan karena kita tidak bisa hidup sendirian tanpa ragam populasi spesies di bumi, ini akan membawa dampak buruk bagi manusia.

"Perubahan iklim sekarang ini setidaknya sama besarnya dengan ancaman terhadap jumlah spesies yang masih hidup di Bumi akibat penghancuran dan perubahan habitat", demikian pendapat Chris Thomas, seorang staff konservasi biologi dari University of Leeds.

10. Hilangnya terumbu karang.
Biota Laut
Sebuah laporan tentang terumbu karang dari WWF mengatakan bahwa dalam skenario terburuk, populasi karang akan runtuh pada tahun 2100 karena suhu dan keasaman laut meningkat. 'Pemutihan' karang akibat kenaikan suhu laut yang terus-menerus sangat berbahaya bagi ekosistem laut, dan banyak spesies lainnya di lautan bergantung pada terumbu karang untuk kelangsungan hidup mereka.

"Meskipun luasnya lautan 71 persen dari permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata hampir 4 km, ada indikasi bahwa hal ini mendekati titik kritis. Bagi terumbu karang, pemanasan dan pengasaman air mengancam hilangnya ekosistem global. Jadi diperlukan upaya yang besar untuk menyelamatkan terumbu karang dari kepunahan.

11. Efek umpan balik.
Proses Global Warming
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.

12. Variasi Matahari.
Proses Pemanasan Global
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini.

13. Peternakan dan Konsumsi daging.
Konsumsi Daging
Pada tahun 2006, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengeluarkan laporan “Livestock’s Long Shadow” dengan kesimpulan bahwa sektor peternakan merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Sumbangan sektor peternakan terhadap pemanasan global sekitar 18%, lebih besar dari sumbangan sektor transportasi di dunia yang menyumbang sekitar 13,1%. Selain itu, sektor peternakan dunia juga menyumbang 37% metana (72 kali lebih kuat daripada CO2 selama rentang waktu 20 tahun), dan 65% nitro oksida (296 kali lebih kuat daripada CO2).

Minggu, 29 November 2015

Save Our Ocean



Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia dengan lautannya membentang seluas lebih dari 5 juta km persegi -- bandingkan dengan daratannya yang kurang dari 2 juta km persegi saja. Dengan luas dan potensi sumber daya alam laut yang sangat besar, Indonesia adalah surga laut yang indah dan kaya.
Diperkirakan lebih dari 2.500 jenis ikan dan 500 jenis karang hidup di dalam perairan Nusantara. Pemandangan dalam laut yang mempesona dengan keunikan biota bawah laut yang membentang dari Aceh hingga Papua. Banyak sekali area di perairan laut Nusantara yang dapat diselami. Tidak heran jika lautan Indonesia menjadi tujuan wisata menyelam bagi divers dari seluruh dunia serta menjadi obyek penelitian yang juga tidak pernah sepi dari perhatian peneliti kelas dunia.




Ya! Setiap daerah di Nusantara memiliki alam bawah laut dengan kelebihan dan daya-tariknya masing-masing. Keindahan laut Indonesia ini pula yang telah menginspirasi minat saya menjadi penyelam dan mengembangkan keahlian di dunia fotografi kehidupan bawah laut.
Hanya saja saya juga sekarang merasa cemas dan prihatin. Kekayaan hayati laut Indonesia rapuh dan bisa saja punah bila generasi kita saat ini tidak peduli dan gagal menjaganya dari ancaman perilaku yang tidak bertanggung jawab.



Masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Akibatnya sampah tersebut berakhir di laut. Penangkapan ikan secara berlebihan dan merusak seperti menggunakan pukat harimau dan penggunaan bom menyebabkan terumbu karang menjadi hancur porak-poranda.
Pembantaian hiu untuk diambil siripnya. Hiu adalah predator utama dilaut. Bila hiu ditangkap secara berlebihan maka akan mengganggu keseimbangan dan memusnahkan kekayaan hayati laut lainnya.
Ancaman pertambangan di pulau-pulau kecil juga semakin menjadi bahkan luput dari penegakan hukum. Pesisir dan laut ditimbun, terumbu karang dan seluruh isi laut bisa hancur seketika sementara untuk mengembalikan kondisi laut yang sehat perlu waktu puluhan tahun bahkan ratusan tahun.



Seperti halnya kegiatan pertambangan bijih besi PT. Mikgro Metal Perdana yang sedang berlangsung di Pulau Bangka, Sulawesi Utara. Meskipun Mahkamah Agung telah memenangkan gugatan warga Pulau Bangka dan banyak pihak sudah meminta agar kegiatan pertambangan tersebut segera dihentikan, namun pihak perusahaan dengan dukungan Bupati Minahasa Utara masih saja tidak peduli.
Penyadartahuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap perlindungan laut sangat penting dilakukan. Hal tersebut perlu terus dijalankan agar informasi kekayaan laut Indonesia dan ancaman yang sedang dihadapinya diketahui publik secara luas. Materi edukasi publik yang penting diantaranya adalah gambar-gambar dokumentasi kehidupan bawah laut.
Dokumentasi bawah laut menjadi elemen penting untuk memperlihatkan bagaimana kondisi aktual dibawah laut. Misalnya menjadi bukti visual yang memperlihatkan kondisi terumbu karang yang sehat ataupun yang mengalami kerusakan.